FIHFAA: Electronic Health Records: Panduan Audit dan Pengendalian Internal
Oleh: dr. Intan Widayati, MA || Editor: Dr. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep.Ns, M.Kep, FISQua, FRSPH, FIHFAA


Pengelolaan informasi kesehatan menjadi semakin penting dalam era digital saat ini. Dalam buku "Electronic Health Records: An Audit and Internal Control Guide" karya Rebecca S. Busch, kita diperkenalkan pada sebuah sumber yang kaya akan panduan bagi para profesional kesehatan yang terlibat dalam penggunaan dan pengelolaan rekaman kesehatan elektronik (EHR). Buku ini tidak hanya membahas pentingnya memastikan keamanan, integritas, dan keakuratan data dalam sistem EHR, tetapi juga memberikan strategi audit efektif, panduan pengendalian internal, serta cara merespons temuan audit.
Dalam hal ini, terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus utama. Pertama-tama, keamanan data menjadi prioritas utama. Dalam dunia yang dipenuhi dengan kekhawatiran akan privasi, penting bagi organisasi kesehatan untuk menjaga kerahasiaan informasi medis pasien. Namun, tantangan muncul dalam bentuk pengelolaan akses, enkripsi data, dan kebijakan yang memadai.
Pendekatan audit yang efektif juga menjadi sorotan penting dalam buku ini. Identifikasi risiko, pemeriksaan pengendalian, dan respons terhadap temuan audit menjadi langkah-langkah kritis dalam memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi. Regulasi, seperti HIPAA di Amerika Serikat, menempatkan tanggung jawab besar pada organisasi kesehatan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar privasi dan keamanan yang ketat.
Selain itu, penggunaan EHR diintegrasikan dengan peningkatan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan. Namun, penting untuk dipahami bahwa penerapan teknologi ini tidaklah tanpa tantangan. Dari sisi teknis, interoperabilitas dengan sistem lain dan keamanan data tetap menjadi isu yang perlu diatasi.
Dalam hal di Indonesia, di mana upaya untuk menyatukan data kesehatan dalam satu platform terpusat sedang dilakukan oleh pemerintah, buku ini menjadi semakin relevan. Proses pengintegrasian data kesehatan dari berbagai penyedia layanan kesehatan menjadi tantangan besar yang perlu diatasi dengan kebijakan yang tepat dan pengelolaan yang efektif.
Namun, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya, dalam menyoroti strategi audit dan pengendalian internal, mungkin tidak memberikan cukup perhatian pada aspek sosial dan etis dari penggunaan EHR. Implikasi psikososial dari pengelolaan informasi kesehatan elektronik juga perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Dari segi metodologi, buku ini menggabungkan tinjauan literatur, analisis kasus, dan konsultasi dengan ahli untuk memberikan pandangan yang komprehensif. Namun, terdapat ruang untuk penelitian lebih lanjut, terutama dalam mengkaji dampak sosial dan psikologis dari penggunaan EHR.
Pembelajaran dari buku ini sangat berharga bagi para profesional kesehatan di Indonesia, terutama yang terlibat dalam upaya akreditasi fasilitas kesehatan. Implementasi praktik terbaik dalam pengelolaan EHR tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga melindungi privasi dan keamanan data pasien. Dengan memahami tantangan dan strategi yang dibahas dalam buku ini, organisasi kesehatan dapat memperbaiki sistem mereka untuk mendukung pengelolaan informasi kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Namun, upaya ini juga harus diperkuat dengan dukungan dari lembaga seperti LAFKI (Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia), yang dapat memberikan pedoman dan standar yang diperlukan untuk memastikan bahwa praktik pengelolaan EHR sesuai dengan standar nasional dan internasional.
Dalam refleksi yang lebih luas, buku ini mendorong kita untuk mempertimbangkan tidak hanya aspek teknis dari pengelolaan EHR, tetapi juga implikasi sosial, etis, dan hukumnya. Integrasi data kesehatan dalam skala nasional membutuhkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, dengan fokus pada kepentingan pasien dan kepatuhan terhadap regulasi yang relevan.