FIHFAA: Kajian Kritis Implementasi Praktik Terbaik dalam Perencanaan Tenaga Kerja Kesehatan Primer di Tingkat Regional


Program Fellowship Indonesia Healthcare Facility Accreditation Agency (FIHFAA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) bekerja sama dengan Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) pada tahun 2024 ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang praktik terbaik dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan primer di tingkat regional. Salah satu materi pembelajaran yang disajikan dalam program ini adalah kajian kritis terhadap artikel berjudul "Implementing leading practices in regional-level primary care workforce planning: Lessons learned in Toronto" yang diterbitkan dalam jurnal Healthcare Management Forum.
Artikel tersebut membahas pentingnya investasi dalam kapasitas untuk implementasi praktik terbaik dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan tingkat regional, yang menjadi kunci penting dalam mendukung distribusi sumber daya yang adil dan penempatan tenaga kerja kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan lokal. Ontario Health Toronto dan Canadian Health Workforce Network (CHWN) bekerja sama mengembangkan dan mengoperasikan proses perencanaan tenaga kerja terintegrasi untuk mendukung pengambilan keputusan perencanaan tenaga kerja kesehatan primer berbasis bukti di wilayah Toronto.
Toolkit perencanaan yang dihasilkan mencakup proses perencanaan yang berpusat pada keterlibatan pemangku kepentingan, termasuk alat pemindaian lingkungan dan model perencanaan kuantitatif. Output dari proses perencanaan ini mencakup estimasi kebutuhan populasi dan kapasitas tenaga kerja serta menangani tantangan-tantangan khusus yang dihadapi Toronto, seperti mobilitas pasien, pertumbuhan populasi yang cepat, dan pensiun dokter.
Kajian kritis terhadap artikel ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya kolaborasi antar lembaga, keterlibatan aktif dari pemangku kepentingan, dan penggunaan data yang solid dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan. Dukungan untuk konsep ini dapat ditemukan dalam karya-karya sejumlah ahli.
Alan R. Hinman, et al. (2013), misalnya, menyoroti pentingnya distribusi yang adil dari sumber daya kesehatan sebagai bagian integral dari akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Mereka menegaskan bahwa kekurangan tenaga kesehatan tidak hanya tentang jumlah, tetapi juga tentang distribusi yang merata. Ini sesuai dengan pendekatan yang diambil oleh artikel yang menjadi objek kajian kritis, yang berupaya untuk memastikan distribusi yang adil dari sumber daya kesehatan primer di tingkat regional.
Namun, kajian kritis juga mengidentifikasi sejumlah tantangan yang perlu diatasi dalam implementasi praktik terbaik dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan primer di tingkat regional. Salah satu tantangan utama adalah pemodelan perencanaan yang akurat dan relevan dengan konteks lokal. Leonard A. Friedman, et al. (2015), menggarisbawahi pentingnya penggunaan data yang tepat dan relevan dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan untuk mencapai hasil yang optimal. Implementasi praktik terbaik dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan primer juga memerlukan pemahaman mendalam tentang dinamika sistem kesehatan secara keseluruhan.
Lisa M. Given, et al. (2012), menunjukkan bahwa perencanaan sumber daya manusia dalam sistem kesehatan harus mempertimbangkan hubungan yang kompleks antara faktor-faktor seperti kebijakan publik, finansial, dan sosial. Oleh karena itu, kajian kritis terhadap artikel ini menyoroti perlunya pendekatan holistik dan terintegrasi dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan primer di tingkat regional.
Relevansi temuan dalam artikel dengan konteks Indonesia, terutama dalam kerangka Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI), sangat signifikan. LAFKI memiliki peran penting dalam menilai dan memastikan standar pelayanan kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran dari implementasi praktik terbaik dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan primer di tingkat regional dapat membantu LAFKI dalam mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Secara keseluruhan, kajian kritis terhadap artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya implementasi praktik terbaik dalam perencanaan tenaga kerja kesehatan primer di tingkat regional. Dengan memahami tantangan dan peluang yang terkait, LAFKI dan institusi kesehatan lainnya di Indonesia dapat meningkatkan efektivitas perencanaan tenaga kerja kesehatan untuk mendukung penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah Indonesia (Ref: Simkin, S., Chamberland-Rowe, C., Damba, C., Sava, N., Lim, T., & Bourgeault, I. L. (2023). Implementing leading practices in regional-level primary care workforce planning: Lessons learned in Toronto. Healthcare management forum, 36(1), 15–20. https://doi.org/10.1177/08404704221117263)