FIHFAA: Manajemen Risiko Klinis dalam Dunia Kesehatan

Oleh. dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K), MARS, FISQua, FIHFAA, FRSPH

3/23/20242 min baca

Dalam perjalanan mengelola risiko klinis di lingkungan rumah sakit, seperti kapal yang berlayar di tengah lautan yang luas, kita dihadapkan pada gelombang tantangan yang tidak terduga. Namun, dengan pemahaman yang mendalam, keterampilan yang terasah, dan strategi yang tepat, kita dapat mengarahkan kapal kita menuju keamanan dan keselamatan pasien yang lebih baik.

Program Fellowship Indonesian Healthcare Facility Accreditation Agency (FIHFAA) menawarkan sebuah perjalanan menuju puncak keahlian dalam manajemen risiko klinis bagi para profesional kesehatan. Seiring waktu berjalan, kesempatan untuk bergabung dalam program ini semakin terbatas, mengingat waktu pendaftaran dengan biaya terbaik akan berakhir pada 25 Maret 2024. Peserta diwajibkan mengikuti Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia (PIFKI) di Medan, di mana mereka akan merayakan kelulusan mereka dengan sebuah seremonial yang sanghat mengesankan.

Di akhir minggu ini, peserta FIHFAA akan memasuki pembelajaran modul 3, yang membahas tentang Risk Management and Internal Audit. Melalui Reading Comprehension Quiz (RCQ), mereka akan disuguhi buku-buku yang mendalam seperti "To Err Is Human: Building a Safer Health System" dan "Health and Safety: Risk Management", yang akan menguji pemahaman mereka dalam mengelola risiko di lingkungan kesehatan.

Pada Case Study Club (CSC), peserta akan diajak untuk mengeksplorasi tantangan nyata yang muncul dalam manajemen risiko klinis di rumah sakit. Visi utama modul ini adalah untuk membentuk dan memperdalam pemahaman serta keterampilan peserta dalam menghadapi risiko klinis yang kompleks. Teori dan dukungan dari ahli menyatakan bahwa pemahaman mendalam tentang akar penyebab insiden fatal di ruang operasi, kompleksitas etika medis dalam kesalahan diagnostik, dan kemampuan mengambil keputusan kritis sangatlah penting dalam mengelola risiko klinis dengan efektif.

Namun, tantangan tidak hanya terbatas pada ruang operasi. Peserta juga diharapkan memiliki kepekaan terhadap risiko di unit spesialis seperti gagal jantung, kegagalan teknologi dalam operasi, dan situasi krisis yang membutuhkan keputusan sulit. Ini menunjukkan bahwa manajemen risiko klinis tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dalam menghadapi berbagai skenario yang mungkin terjadi di lingkungan kesehatan.

Pada Publication Critical Review (PCR), peserta akan diperkenalkan pada berbagai sumber informasi yang membahas manajemen risiko dalam sektor kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya manajemen risiko dalam keselamatan pasien dan bagaimana menerapkan strategi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut. Melalui buku-buku seperti "Risk Management Handbook for Health Care Organizations" oleh Roberta Carroll dan "To Err Is Human: Building a Safer Health System" oleh Institute of Medicine, peserta akan dipandu untuk mengembangkan budaya keselamatan yang kuat di organisasi kesehatan.

Namun, kesuksesan dalam mengelola risiko klinis tidak tercapai hanya melalui pemahaman teoritis semata. Melalui Case Study Club (CSC), peserta akan diajak untuk menerapkan konsep-konsep tersebut dalam situasi nyata, menghadapi tantangan yang muncul secara langsung. Dalam hal ini, dukungan dari teori dan praktik menjadi kunci dalam membentuk pendekatan inovatif dalam manajemen risiko.

Sebagai seorang kapten yang membimbing kapalnya melintasi lautan yang bergelombang, peserta FIHFAA diharapkan untuk memulai final project mereka dengan bimbingan para reviewer. Ini adalah tahap terakhir dalam perjalanan mereka menuju keahlian dalam manajemen risiko klinis. Dengan penuh keyakinan dan kesiapan, mereka siap menghadapi setiap tantangan yang muncul di depan mereka, memastikan keselamatan dan kesejahteraan pasien sebagai prioritas utama.

Sebagaimana sebuah kapal yang melaju dengan tegar melintasi gelombang, peserta FIHFAA melalui program ini telah menunjukkan ketangguhan dan ketekunan mereka dalam menghadapi tantangan. Dengan memahami risiko, menerapkan strategi yang tepat, dan selalu berpegang pada prinsip keselamatan, mereka telah menjadi penjelajah yang handal dalam lautan manajemen risiko klinis. Seperti layar yang dikembangkan dengan kokoh, mereka siap mengarungi perairan yang belum terjamah, membawa perubahan positif bagi dunia kesehatan secara menyeluruh. Selamat memulai Modul 3. Salam LAFKI