FIHFAA: Teori Kepemimpinan dan Kebijakan Kesehatan dalam Krisis

dr. Iwan Trihapsoro, SpDV, SpKP, FINSDV, FAADV, FIHFAA

3/8/20242 min baca

Menanggapi pernyataan dalam modul pembelajaran FIHFAA di akhir modul pertama ini, kita dapat melihat bagaimana peserta belajar dan berinteraksi dengan materi yang diberikan. Dalam hal ini, peserta menunjukkan penilaian yang positif terhadap materi pembelajaran dan mengevaluasi pengalaman mereka dalam teori kepemimpinan dan kebijakan kesehatan yang dipelajari. Kita mencoba merangkum dan menganalisis berbagai aspek pembelajaran yang terungkap dalam tanggapan peserta, serta memberikan dukungan dari teori ahli yang relevan.

Peserta mengakui pentingnya kebijakan kesehatan yang efektif dan kepemimpinan yang kuat dalam menghadapi krisis kesehatan. Mereka mengidentifikasi bahwa kebijakan yang baik dapat membimbing tindakan, mengatur sumber daya, dan memastikan akses yang adil terhadap perawatan. Di sisi lain, kepemimpinan yang efektif dibutuhkan untuk membimbing organisasi dan tim melalui situasi krisis dengan kemampuan komunikasi yang kuat, empati, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang sulit. Ini sejalan dengan teori kepemimpinan yang menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif dalam menghadapi perubahan dan krisis.

Peserta juga menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif dan kolaborasi di antara tim kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka menyadari bahwa kolaborasi lintas fungsi dan transparansi dalam komunikasi dapat meningkatkan kinerja organisasi dan memperkuat tanggapan terhadap krisis. Ini mencerminkan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional yang menekankan peran penting komunikasi yang terbuka dan kolaboratif dalam mencapai tujuan bersama.

Peserta mengakui pentingnya keterampilan berpikir kritis dan analitis dalam mengelola krisis kesehatan. Mereka menekankan bahwa keterampilan ini membantu dalam mengambil keputusan yang tepat dan menyusun kebijakan yang efektif dalam situasi yang kompleks dan tidak pasti. Ini sejalan dengan teori kepemimpinan kritis yang menekankan pentingnya pemikiran kritis dalam mengatasi tantangan yang kompleks dalam sistem kesehatan.

Teori kepemimpinan, seperti yang diusulkan oleh Northouse (2018), menyoroti pentingnya kepemimpinan adaptif dan transformasional dalam mengelola krisis. Pemimpin yang adaptif mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan situasi yang berubah, sementara pemimpin transformasional mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Dalam hal kebijakan kesehatan, Stone (2012) menekankan pentingnya kebijakan yang didasarkan pada bukti dan keterlibatan pemangku kepentingan. Kebijakan yang efektif harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, mengoordinasikan sumber daya, dan mempromosikan akses yang adil terhadap layanan kesehatan.

Teori berpikir kritis, seperti yang diusulkan oleh Facione (2011), menekankan pentingnya analisis yang mendalam, evaluasi bukti, dan pertimbangan berbagai sudut pandang dalam pengambilan keputusan. Keterampilan ini sangat penting dalam mengelola krisis kesehatan di mana situasi seringkali kompleks dan tidak pasti.

Peserta modul pembelajaran FIHFAA menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya kebijakan, kepemimpinan, dan keterampilan berpikir kritis dalam mengelola krisis kesehatan. Tanggapan mereka mencerminkan integrasi teori kepemimpinan dan kebijakan kesehatan yang relevan dengan pengalaman praktis dalam situasi krisis. Dukungan dari teori ahli seperti Northouse, Stone, dan Facione memberikan dasar yang kuat untuk pemahaman mereka tentang topik ini.