FIHFAA: Transformasi Pendidikan Medis dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan

Oleh. dr. Suryanti, M.Kes., M.Pd.Ked. dan drg. Arwita Mulyawati, MH.Kes, FSIQua, FIHFAA

5/8/20242 min baca

Dalam kancah pendidikan tinggi, peranan sekolah kedokteran dalam menaikkan kualitas layanan fasilitas kesehatan sering kali luput dari perhatian banyak pihak. Namun, sebuah telaah mendalam oleh Suryanti dan Arwita mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan dokter dalam membentuk praktik medis yang berpusat pada pasien dan berbasis bukti, sebuah lanskap yang terus berubah seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artikel ini mengambil perspektif kedokteran untuk memahami sejauh mana pendidikan medis tingkat lanjut dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Pendidikan ini idak hanya memberikan pengetahuan mendalam tentang ilmu medis, tetapi juga menekankan pada pengembangan keterampilan klinis melalui simulasi dan pengalaman langsung. Keterlibatan dalam pendidikan interprofesional merupakan bagian penting dari kurikulum yang bertujuan untuk mengajarkan kolaborasi efektif antardisiplin ilmu dalam menyediakan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien.

Peran penelitian dan praktek berbasis bukti (Evidence-Based Practice - EBP) dalam pendidikan dokter juga tak bisa diabaikan. Melalui proyek penelitian dan kegiatan akademik lainnya, mahasiswa diajarkan untuk mengintegrasikan bukti terkini ke dalam pengambilan keputusan klinis mereka. Hal ini vital untuk memastikan bahwa praktek medis terus menerus diperbarui dan relevan dengan kebutuhan pasien dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini.

Selain itu, pengembangan profesional berkelanjutan (Continuous Professional Development - CPD) diakui sebagai salah satu pilar pendidikan medis. Program-program ini memastikan bahwa dokter terus menerus memperbaharui pengetahuan mereka sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran dan teknologi, sehingga mereka selalu siap dalam menghadapi tantangan yang dinamis dalam lingkungan kesehatan yang terus berkembang.

Melalui refleksi ini, kita dapat melihat bahwa investasi dalam pendidikan dokter tidak hanya menghasilkan dokter yang kompeten, tetapi juga membawa dampak yang lebih luas terhadap peningkatan kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi pembuat kebijakan dan sistem kesehatan untuk mengakui dan mendukung pengembangan lebih lanjut dari pendidikan medis tingkat lanjut ini.

Sebagai penutup, filosofi yang pernah diungkapkan oleh Hippocrates, "Ars longa, vita brevis" (seni itu panjang, kehidupan itu singkat), menekankan pentingnya pembelajaran seumur hidup dalam praktik medis. Ini mengingatkan kita semua, bahwa pendidikan medis bukan hanya tentang mengajar dan belajar, tetapi tentang sebuah perjalanan kontinu dalam mengejar keunggulan, demi kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Sebuah metafora yang elegan yang menggambarkan perjalanan panjang pendidikan medis dalam menempa tenaga kesehatan yang tidak hanya cakap dalam keterampilan klinisnya, tetapi juga dalam kebijaksanaan dan empatinya terhadap sesama.