LAFKI Berani Ambil Tantangan Proses Akreditasi Internasional!

Artikel ini mengulas pengalaman Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) dalam mengikuti panggilan pendidikan daring bersama ISQuaEEA. Mereka membahas persiapan untuk proses survei akreditasi yang akan dihadapi pada Januari 2025. LAFKI optimis menghadapi tantangan ini dengan dukungan penuh dari tim pimpinan dan kesolidan dalam menjalani proses akreditasi. Diskusi dengan perwakilan ISQuaEEA memberikan pemahaman mendalam mengenai prosedur dan standar yang harus dipenuhi. Komitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia menjadi fokus utama, dengan proses akreditasi dipandang sebagai kesempatan untuk introspeksi dan evaluasi internal. LAFKI berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam mempersiapkan diri menghadapi proses akreditasi mendatang demi meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang mereka akreditasi

Dr. Ahyar Wahyudi, Ns, M.Kep., FISQua, FRSPH, FIHFAA

5/13/20243 min baca

Menjelang senja di hari Senin, pada pukul 16.00 WIB, tepat pada tanggal 13 Mei 2024, Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) menyambut sebuah momen bersejarah melalui panggilan pendidikan daring melalui Zoom bersama ISQuaEEA (External Evaluation Accreditation). Dalam panggilan tersebut, kami berhadapan dengan dua sosok yang menginspirasi, Lisa Stowe dan Laura Boyne, masing-masing merupakan perwakilan dari ISQuaEEA. Di sisi lain, kami juga diwakili oleh para pemimpin kami, terdiri dari Dr. Alexander Ginting sebagai anggota dewan pengawas, Dr. Frits sebagai Ketua Umum, dan Dr. Benny sebagai Ketua Pelaksana, bersama dengan pengampu standar ISQuaEEA untuk organisasi survei.

Acara tersebut menjadi momentum penting bagi LAFKI karena kami memasuki tahap persiapan untuk proses survei akreditasi yang akan kami jalani pada bulan Januari 2025 mendatang. Diskusi yang dilakukan melalui Zoom ini tidak hanya sekadar perkenalan antara LAFKI dan ISQuaEEA, tetapi juga sebagai wadah untuk memahami secara lebih mendalam mengenai prosedur dan standar yang akan kami hadapi dalam proses akreditasi mendatang.

Optimisme menggebu dari pihak LAFKI seolah menjadi energi yang memenuhi ruang virtual Zoom tersebut. Kami yakin bahwa dengan komitmen dan solidaritas yang kami miliki, LAFKI mampu melewati proses akreditasi ini dengan sukses. Ini tidak hanya sekadar sebuah ujian bagi keberlanjutan dan kredibilitas LAFKI sebagai lembaga akreditasi, tetapi juga sebuah kesempatan untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Dalam diskusi tersebut, Lisa Stowe dan Laura Boyne dengan sabar menjelaskan setiap tahapan proses survei akreditasi yang akan kami jalani. Mereka membawa kami melalui serangkaian informasi mengenai standar-standar yang harus kami penuhi, prosedur evaluasi, serta harapan-harapan dari ISQuaEEA terhadap lembaga akreditasi seperti LAFKI.

Tidak hanya itu, diskusi ini juga memberikan kami ruang untuk bertanya dan berdiskusi secara langsung mengenai hal-hal yang membingungkan atau belum kami pahami sepenuhnya. Dengan penuh kesabaran, Lisa dan Laura menjawab setiap pertanyaan kami dan memberikan klarifikasi yang diperlukan. Ini menunjukkan dedikasi mereka dalam membantu kami mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi proses akreditasi mendatang.

Komitmen kami untuk melalui proses ini dengan baik tercermin dari kehadiran penuh tim pimpinan LAFKI dalam acara tersebut. Kehadiran Dr. Alexander Ginting, Dr. Frits, dan Dr. Benny tidak hanya sebagai simbol kehadiran, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa kami semua, mulai dari dewan pengawas hingga pengampu standar, bekerja secara bersama-sama dan kompak untuk mencapai tujuan yang sama: meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia.

Proses akreditasi yang akan kami jalani bukanlah tanpa tantangan. Namun, kami percaya bahwa dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari seluruh tim, LAFKI mampu menghadapinya dengan baik. Kami siap untuk menjalani evaluasi mendalam terhadap setiap aspek operasional dan pelayanan kami, karena kami percaya bahwa itu adalah bagian dari upaya kami untuk terus meningkatkan standar pelayanan kesehatan di Indonesia.

Selain itu, proses akreditasi ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk melakukan introspeksi dan evaluasi internal terhadap kinerja kami selama ini. Kami melihatnya sebagai sebuah momentum untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan kami, serta untuk terus melakukan perbaikan dan inovasi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan kami kepada masyarakat.

Komitmen dan kesolidan yang kami tunjukkan dalam menghadapi proses akreditasi ini juga merupakan cermin dari komitmen kami terhadap prinsip-prinsip keunggulan dalam pelayanan kesehatan. Kami percaya bahwa akreditasi bukanlah sekadar sebuah sertifikasi formal, tetapi juga sebuah komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kami secara berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komunitas pelayanan kesehatan di Indonesia, LAFKI memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan aman. Oleh karena itu, kami melihat proses akreditasi ini sebagai bagian integral dari upaya kami untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.

Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan terus bekerja keras untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi proses akreditasi yang akan datang. Kami menyadari bahwa ini bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi kami yakin bahwa dengan komitmen, kerja keras, dan dukungan penuh dari seluruh tim, LAFKI mampu mencapai standar-standar keunggulan yang ditetapkan oleh ISQuaEEA.

Melalui proses akreditasi ini, kami berharap dapat memperkuat posisi LAFKI sebagai lembaga akreditasi yang terkemuka di Indonesia, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang kami akreditasi. Dengan demikian, kami dapat terus berkontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman.