Memilih Dengan Bijak: Prioritas Penanganan Akar Masalah dalam Kaizen

dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K), MARS, FISQua, FIHFAA, FRSPH

4/16/20242 min baca

Kaizen, sebuah filosofi dan praktik perbaikan terus-menerus, menjadi landasan bagi upaya organisasi untuk menghilangkan limbah, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, penting bagi organisasi untuk mengidentifikasi dan menangani akar masalah yang paling kritis. Bagaimana caranya memprioritaskan dan memilih akar masalah tersebut dalam Kaizen? Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda.

Langkah pertama adalah dengan secara jelas mendefinisikan masalah yang ingin Anda selesaikan. Apa kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan? Siapa yang terkena dampak masalah tersebut dan bagaimana? Apa saja gejala dan konsekuensi dari masalah tersebut? Seberapa sering dan seberapa parah masalah tersebut terjadi? Dengan mendefinisikan masalah dengan baik, Anda dapat mengatur dan memfokuskan analisis akar masalah Anda.

Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dan bukti terkait masalah. Anda dapat menggunakan berbagai metode dan alat untuk mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, survei, daftar periksa, grafik, atau laporan. Data harus relevan, akurat, dan dapat dipercaya. Anda juga dapat menggunakan metode 5W1H (siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) untuk bertanya dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang masalah tersebut.

Langkah ketiga adalah menganalisis data dan mengidentifikasi akar masalah yang mungkin. Anda dapat menggunakan berbagai teknik dan alat untuk menganalisis data, seperti brainstorming, diagram tulang ikan, 5 mengapa, diagram Pareto, matriks sebab dan akibat, atau analisis pohon kegagalan. Tujuannya adalah untuk menemukan faktor dan variabel yang mendasari yang menyebabkan masalah tersebut, bukan hanya penyebab yang dangkal atau langsung.

Langkah keempat adalah memprioritaskan akar masalah berdasarkan dampak, frekuensi, dan kelayakan. Anda dapat menggunakan matriks atau sistem penilaian untuk menilai akar masalah berdasarkan kriteria ini. Dampak merujuk pada seberapa banyak akar masalah memengaruhi masalah dan hasil yang diinginkan. Frekuensi merujuk pada seberapa sering akar masalah terjadi atau memicu masalah. Kelayakan merujuk pada seberapa mudah atau sulitnya menangani akar masalah dengan sumber daya dan kendala yang tersedia.

Langkah kelima adalah memilih akar masalah yang paling kritis untuk ditangani dalam Kaizen. Anda dapat menggunakan aturan 80/20 atau prinsip Pareto untuk memandu pilihan Anda. Prinsip ini menyatakan bahwa 80% efek berasal dari 20% penyebab. Oleh karena itu, Anda harus fokus pada 20% akar masalah yang memiliki dampak paling besar pada masalah dan hasil yang diinginkan. Anda juga dapat menggunakan analisis biaya-manfaat untuk membandingkan manfaat dan biaya potensial dari menangani setiap akar masalah.

Langkah terakhir adalah menerapkan solusi untuk menangani akar masalah yang dipilih. Anda dapat menggunakan berbagai metode dan alat untuk merancang, menguji, dan mengevaluasi solusi, seperti siklus PDCA, laporan A3, acara Kaizen, atau standar kerja. Solusi harus sejalan dengan tujuan dan prinsip Kaizen, seperti fokus pada pelanggan, keterlibatan karyawan, penghapusan limbah, dan perbaikan terus-menerus.

Di antara langkah-langkah tersebut, terdapat prinsip-prinsip yang dapat membantu organisasi kita, LAFKI, dalam memprioritaskan dan memilih akar masalah yang paling kritis untuk ditangani dalam Kaizen. Dengan pendekatan yang sistematis dan terstruktur, organisasi dapat meraih keberhasilan dalam upaya perbaikan terus-menerus mereka, memperkuat fondasi pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.

Sebagai penutup, mari kita berusaha bersama-sama untuk merangkul semangat Kaizen dalam setiap langkah perjalanan kita, menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.